Bahwa setiap jalan selalu saja menempuh terjal. Sukar memang, bahkan melenyapkan semangat membara di awal perjalanan. Tapi, lupakah pada keindahan pada setiap langkah jalan? Nikmatilah, keindahan memang selalu pada tujuan berkenyataan. Tapi, lebih indah lagi pada setiap langkah jalan pada tiap tujuan itu.
Ada lagu di sela perjamuan ini. Ada harapan di setiap perkataan ini. Ada doa di setiap detik nafas. Ada rencana indah di setiap senyuman.
Berencana pada indahnya dunia nanti, juga bersiap pada kerasnya dunia.
Ketika satu kata menyatukan segalanya, maka nafas kita adalah ladang amal kita. Berjalan pada garis bawah surga dunia akhirat, sembari melekatkan jemari satu sama lain. Peradaban nanti, kita yang menulisnya.
Semangat menulis masa depan, wahai kita.
tak butuhlah tukang pos untuk mengantarkan cinta di antara kalimat yang aku tulis dalam amplop biru awan itu. akan aku sampaikan sendiri. kupastikan amplop kau terima cela. sama, seperti cinta tanpa cela di antara kalimat yang aku tulis. sadar, bagaimana aku mencintaimu?
teruntuk kamu,
hai kamu. sudah lama tidak bersua. ah, aku canggung utk berkata. tapi rasanya membuncah seakan tak kuasa menahan.
hai kamu. sudah lama tidak bersua. ah, aku canggung utk berkata. tapi rasanya membuncah seakan tak kuasa menahan.
hai kamu.
tak menentu hati ingin bertemu.
berkata riuh rindu yang bersatu padu.
memendam dalam sikap berlaku kaku.
tak menentu hati ingin bertemu.
berkata riuh rindu yang bersatu padu.
memendam dalam sikap berlaku kaku.
hai kamu.
aku simpan dulu hingga nanti.
ketika kamu benar benar berarti.
hingga menjadi berganti kita yang tak dapat dibagi.
impanlah percapakanmu. biarkan aku berpeluk dalam damaimu malam ini.
aku simpan dulu hingga nanti.
ketika kamu benar benar berarti.
hingga menjadi berganti kita yang tak dapat dibagi.
impanlah percapakanmu. biarkan aku berpeluk dalam damaimu malam ini.
saya akan membangun rumah. membuatnya nyaman. membuatnya seakan tidak ingin ditinggalkan. karena begitulah saya akan mendekap dalam hangatnya rumah.